Qodarullah, hari ini saya tidak enak badan. Kepala terasa sangat berat
dan pening, mungkin efek begadang semalam dan bangun sahur jadi mungkin kurang
tidur. Setelah rutinitas pagi dan menemani Izza sarapan, saya pasrahkan semua
kegiatan Izza hari ini pada ayahnya. Bahkan untuk menjemur cucian baju pun
dibantu suami. Sembari saya istirahat sebentar di kamar, saya bilang ke suami
kalau bisa ajak Izza menggambar atau menyanyi sesuai dengan tantangan yang saya
lakukan setiap hari. Dari kamar sih terdengar mereka berdua sedang asyik
menggambar dan menulis. Terdengar Izza dan ayahnya melafalkan alfabet, angka,
bahkan huruf hijaiyah. Alhamdulillah, Izza terdengar semangat sekali bahkan
sesekali berteriak dengan gaya khasnya. Kemudian sepertinya saya tertidur jadi
tidak tahu kegiatan apa lagi yang mereka lakukan.
Saya terbangun dan keluar dari kamar, jeengggg jeeeenggggg, sekujur
tubuh hingga wajah Izza penuh dengan coretan pulpen. Ada yang berupa gambar
kucing, singa, bentuk lingkaran, bahkan angka satu sampai sepuluh. Tanpa pikir
panjang dengan perasaan kesal sekali, saya membawa Izza ke kamar mandi untuk
membersihkan coretan-coretan tersebut. Ya, saya masih tidak suka dengan hal
kotor semacam itu apalagi coretannya banyak sekali. Jika coretan hanya sedikit
mungkin bisa dimaklumi. Kemudian saya sedikit menyesal, harusnya Izza difoto
dulu untuk dokumentasi hasil karya dia bersama ayahnya, hehe. Tapi faktanya saya
yang ngomel-ngomel ke suami karena membiarkan Izza mencoret-coret tubuhnya. Dan
kilah suami adalah: tidak masalah, kreatif, kok!
Oh ya, harusnya hari ini jadwal bongkar baju-baju bayi jaman Izza dulu
ntuk disortir dan dicuci, sayangnya kondisi saya tidak begitu prima jadi
diurungkan dulu. Jadi setelah Izza makan siang, kami bertiga tidur berjamaah,
saya pun tidur lagi, hehe, dan akhirnya bangun untuk menyiapkan masak buka
puasa. Hari ini juga gagal mendokumentasikan Izza menyanyikan lagu asmaul husna
beserta gerakannya, tapi lagu tersebut kami nyanyikan beberapa kali saat Izza
mapan tidur. Ditambah lagi, saya mengenalkan lagu baru yaitu “Wahidun satu”. Sesuai
ekspetasi saya, Izza mendengarkan dengan seksama dan meminta saya untuk
mengulang lagu tersebut beberapa kali barulah dia mengikuti irama lagu dan
gerakan yang saya contohnya. Begitulah cara Izza belajar, butuh presentasi
terlebih dulu dan dia akan mengamati untuk kemudian ditirukan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar Anda ^^