Hari ini perhatian Izza buyar saat saya tinggal masak, dia tidak mau tidur siang jadilah ikut saya sambil lari-larian di dapur. Meskipun sudah saya sediakan beberapa macam mainan, ternyata alat dapur masih menjadi primadona daripada mainan lainnya. Dia paling suka mengambil parutan keju, sendok sayur, dan pisau. Izza mulai saya kenalkan dengan pisau mainan miliknya, ternyata dia bisa mengenali pisau asli tanpa saya kenalkan. Beberapa kali dia berhasil mengambil dua buah pisau sekaligus lalu menunjukkan pada saya sambil berkata “Buuu, icauuuw” jika saya lalai tidak mengunci dan mengambil kunci laci. Awalnya saya sering langsung marah karena takut dia terluka, tapi sekarang saat Izza mengambil pisau, saya memintanya untuk mengembalikan ke tempat asalanya. Sambil memberi tahu jika tidak hati-hati nanti bisa sakit karena pisau itu tajam. Meski Izza belum paham arti tajam, tapi dia sudah paham arti sakit dan dia pun bisa mengembalikan pisau ke tempat asalnya. Salah satu cara saya mengajarkan tanggung jawab.
Akhirnya saya biarkan dia bermain dengan panci, alat penggorengan, dan yang lainnya agar saya bisa masak. Kadang dia masih menghampiri saya untuk menunjukkan aksinya memukul panci dengan sendok. Setelah masak beres, barulah Izza tidur, hehe. Sorenya, dia bermain dengan ayahnya yang kebetulan pulang lebih cepat dari biasanya. Mereka bersosialisasi ke tetangga dekat rumah dan baru kembali sebelum maghrib. Setelah semua urusan buka puasa suami dan makan malam Izza beres, barulah saya ajak Izza untuk bersinar lagi. Waktunya menyanyi! Ada satu lagu yang sedang dia sukai yaitu “Wakhidun Satu”, jadi sejak sore hingga mau mapan tidur lagu itu yang dia presentasikan seperti sedang menghafal liriknya. Perhatikan dua video di bawah ini yang diambil selepas maghrib hingga malam ini yang kebetulan Izza baru saja tidur.